Tuesday 26 November 2013

Hitungan dalam Jawa dan bagaimana Islam menyikapinya

Gambar dari komda-fsh.blogspot.com
Assalamu'alaikum Sobat. Alhamdulillah nih banyak Sobat mimin yang melangsungkan pernikahan bulan depan. Yah doa mimin sih untuk para suami, tak titipkan temenku sing podo cantik-cantik imut-imut pada kalian. Inget Sobat, cewek iku dikatakan Rosul seperti tulang rusuk yang bengkok. Sobat lihat yah hadistnya
Dari Abu Hurairah Radi'yallahhu 'Anhu berkata:Rasulullah Muhammas Salallahhu 'alaihi wasallam bersabda:"Berpesan-pesan baiklah kamu kepada perempuan, karena wanita itu terjadi dari tulang rusuk yang bengkok, maka kalau kau paksa meluruskannya dengan kekerasan pasti patah,dan jika kau biarkan tentu akan tetap bengkok, karena itu berpesan-pesan baiklah terhadap wanita itu."(Hr. Bukhari dan Muslim)
Dah jelas yah Sobat. Hadistnya juga shoheh artinya tidak diragukan. Buat para Istri. nih mimin juga ada wilujengan. Selalu taat dan patuh kepada suami selama perintah Suami Sobat tidak bertentangan dengan perintah Alloh dan Rosulnya. Kemudian mintalah ijin kepada suami jikalau Sobat mau keluar dari rumah. Dan jangan pernah memasukkan orang yang bukan mahrom apalagi yang tidak disukai oleh suami tanpa seijin Suami Sobat. Terakhir jagalah perasaan suami Sobat karena ini penting, mengingat mimin yang sebagai laki-laki normal (sapa yang bilang gak normal Sih???) sangat amat cemburu buta jika melihat orang yang disukai dengan cowok lain apalagi membicarakan masalah yang tidak penting. (Kakean curhate ki mimin)
Woke, malah ngolor ngidul meneh kan Sobat. Langsung ke pokok lagi yah. Bukanlah menjadi hal yang baru atau sudah menjadi suatu budaya di tanah Jawa atau mungkin di tanah yang lain yah Sobat. Seringkali bulan Suro dijadikan bulan yang haram untuk menikah padahal didalam Islam sendiri bulan Muharrom atau bulan Suro menjadi bulan yang mulia diantara 4 bulan yang lain. Mari kita lihat QS At Taubah surat ke-9, ayat ke-36 kemudian cuplikan hadis dibawahnya.
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan suci. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At Taubah [9] : 36)
  “… satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan suci. Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3025)
Lalu ada apa dengan bulan Suro? Masyarkat jawa menganggap bulan suro adalah bulan penuh musibah, penuh bencana, penuh kesialan, bulan keramat dan sangat sakral. Itulah berbagai tanggapan masyarakat mengenai bulan Suro atau bulan Muharram. Sehingga dibulan Suro Sobat akan melihat berbagai ritual untuk menghindari kesialan, bencana, musibah dilakukan oleh mereka. Di antaranya adalah acara ruwatan, yang berarti pembersihan. Mereka yang diruwat diyakini akan terbebas dari sukerta atau kekotoran. Ada beberapa kriteria bagi mereka yang wajib diruwat, antara lain ontang-anting (putra/putri tunggal), kedono-kedini (sepasang putra-putri), sendang kapit pancuran (satu putra diapit dua putri). Mereka yang lahir seperti ini menjadi mangsa empuk Bhatara Kala, simbol kejahatan.
Karena kesialan bulan Suro ini pula, sampai-sampai sebagian orang tua menasehati anaknya seperti ini: “Nak, hati-hati di bulan ini. Jangan sering kebut-kebutan, nanti bisa celaka. Ini bulan suro lho.”
Karena bulan ini adalah bulan sial, sebagian orang tidak mau melakukan hajatan nikah, dsb. Jika melakukan hajatan pada bulan ini bisa mendapatkan berbagai musibah, acara pernikahannya tidak lancar, mengakibatkan keluarga tidak harmonis, dsb. Itulah berbagai anggapan masyarakat mengenai bulan Suro dan kesialan di dalamnya. Berbicara tentang waktu maka Alloh telah memberikan jawabannya.
Dan mereka berkata: ‘Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa (waktu)’, dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (QS. Al Jatsiyah [45] : 24). 
“Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, ‘Aku disakiti oleh anak Adam. Dia mengatakan ‘Ya khoybah dahr’ [ungkapan mencela waktu, pen]. Janganlah seseorang di antara kalian mengatakan ‘Ya khoybah dahr’ (dalam rangka mencela waktu, pen). Karena Aku adalah (pengatur) waktu. Aku-lah yang membalikkan malam dan siang. Jika suka, Aku akan menggenggam keduanya.” (HR. Muslim no. 6001)
An Nawawi rahimahullah dalam Syarh Shohih Muslim (7/419) mengatakan bahwa orang Arab dahulu biasanya mencela masa (waktu) ketika tertimpa berbagai macam musibah seperti kematian, kepikunan, hilang (rusak)-nya harta dan lain sebagainya sehingga mereka mengucapkan ‘Ya khoybah dahr’ (ungkapan mencela waktu, pen) dan ucapan celaan lainnya yang ditujukan kepada waktu. Jadi, mencela waktu adalah sesuatu yang tidak disenangi oleh Allah. Itulah kebiasan orang musyrik dan hal ini berarti kebiasaan yang jelek.
Lalu setelah tahu bagaimana kita menyikapinya? ini yang susah kan Sobat. Sudah tahu yang benar mana akan tetapi karena orang tua yang bilang kita terpaksa mengiyakan dari pada tidak nikah, hehe padahal tidak sesuai dengan tuntunan agama. Yah mimin tahu lah. Untuk yang sudah melaksanakan yah segera berTaubat. Yang masih menunggu pernikahan atau apapun itu sebelum terlambat mari kita dorong orang tua kita untuk belajar tentang agama Islam yang kita cintai. Jangan mencampur dengan aturan-aturan yang lain yang mana Alloh tidak ridho kepadanya. Bukankah kita mencintai Orang Tua kita, memang waktu lagi marah-marah memang mebosankan, akan tetapi jika jauh kan kangen juga. Jangan sampai orang tua kita meninggal baru kita akan sadar. Yup. Semoga bermanfaat Sobat. Banyak salah ya itu mang pribadi mimin sendiri. Kalau ada benarnya datangnya pemikiran mimin hanya dari Alloh ta'ala.

Best Regard to komda-fsh.blogspot.com, muslim.or.id

0 comments:

Post a Comment

Berikanlah komentar yang membangun atau tambahkan jika ada kata-kata saya yang salah dalam melakukan penulisan. Terima Kasih dan mari berkarya muslimin Indonesia.